Rabu, 25 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN HOOKWORM DENGAN METODE DIRECT



I) TUJUAN:
            Untuk mengetahui ada tidaknya telur dan larva hookworm pada tinja sampel yang diperiksa

II) PRINSIP:
            Adanya bentuk telur dan larva hookworm dalam tinja babi dapat diketehui dengan metode direct menggunakan Iodin dan Eosin dan diamati pada mikroskiop pembesaran 10x dan 40x.

III) DASAR TEORI:
 Hookworm atau cacing tambang memiliki klasifikasi:
  • Kingdom : Animalia
  • Fillum     : Nematoda
  • Kelas       : Secernentea
  • Ordo       : Strongylida
  • Famili     : Ancylostomatidae
  • Genus     : Necator/Ancylostoma
  • Sepecies  : Ancylostoma duodenale, Necator americanus,Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma caninum
Cacing tambang adalah cacing yang berasal dari anggota famili Ancylostomatidae yang mempunyai alat pemotong pada mulut berupa tonjolan seperti gigi pada genus Ancylostoma  dan lempeng pemotong pada genus Necator.  Ancylostoma duodenale dan Necator americanus merupakan cacing tambang yang menginfeksi manusia sedangkan Ancylostoma brazilliense, Ancylostoma ceylanicum, dan Ancylostoma caninum merupakan cacing tambang yang menginfeksi binatang (anjing dan kucing) yang peting dipelajari adalah Ancylostoma duodenale dan Necator americanus                          

            Cacing tambang (hookworm) adalah parasit usus yang disebabkan oleh salah satu dari dua spesies nematoda, Necator americanus atau Ancylostoma duodenale. Necator americanus adalah cacing tambang spesifik manusia yang paling umum di seluruh dunia. Distribusi Ancylostoma duodenale secara geografis lebih terbatas. Baik Necator americanus maupun ancylostoma duodenale ditemukan di Afrika, Asia dan Amerika. Necator americanus dominan di Amerika dan Australia, sementara hanya Ancylostoma duodenale yang ditemukan di Timur Tengah, Afrika Utara dan Eropa Selatan. Infeksi oleh Ancylostoma duodenale disebut ancylostomiasis, merupakan salah satu penyakit tropis yang paling penting pada manusia dengan lebih dari 750 juta orang terinfeksi di seluruh dunia. Infeksi cacing tambang adalah infeksi paling umum kedua setelah ascariasis. Infeksi Ancylostoma duodenale dapat menginfeksi manusia setelah menelan larva dan bersifat soil transmited.

Siklus hidup hookworm :
Siklus Hidup Cacing Tambang

          Cacing dewasa hidup di dalam intestinum tenue (usus halus). Cacing betina dewasa mengeluarkan telur dan telur akan keluar bersama dengan tinja. Apabila kondisi tanah menguntungkan (lembab, basah, kaya oksigen, dan suhu optimal 26°C – 27°C) telur akan menetas dalam waktu 24 jam menjadi larva rhabditiform. Setelah 5 – 8 hari larva rhabditiform  akan mengalami metamorfosa menjadi larva filariform yang merupakan stadium infektif dari cacing tambang. Jika menemui hospes baru larva filariform akan menembus bagian kulit yang lunak, kemudian masuk ke pembuluh darah dan ikut aliran darah ke jantung, kemudian terjadi siklus paru-paru (bronchus → trachea → esopagus), kemudian menjadi dewasa di usus halus. Seluruh siklus mulai dari penetrasi larva filariform ke dalam kulit sampai menjadi cacaing tambang dewasa yang siap bertelur memakan waktu sekitar 5 – 6 minggu.

IV) ALAT DAN BAHAN

  • ALAT:
    1. Objek glass
    2. Cover glass
    3. Tusuk gigi
    4. Mikroskop
  • BAHAN:
    1. Sampel feses
    2. Iodin 1-2%
    3. Eosin 1-2%
V) CARA KERJA:
  1. Siapkan alat dan bahan
  2. Nyalakan Luminar air flow dengan menekan tombol power 
  3. Lalu tekan tombol TL untuk penerangan
  4. Buka pintu Luminar air flow kira-kira 1/4 bagian agar hanya tangan yang dapat masuk
  5. Ambil objek glass lalu teteskan eosin dibagian kanan dan kiri sisi objek glass
  6. Gunakan ujung tususk gigi untuk memindahkan feses ke objek glass kemudian ratakan 
  7. Tutup dengan objek glass kemudian amati pada mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x

VI) HASIL
  Sampel : Faces babi

  • Makroskopis 
  1. Lendir             : neg
  2. Darah              : neg
  3. Konsistensi     : neg
  4. Warna             : hijau kecoklatan
  5. Bau                 : khas feses
  • Mikroskopis
  1. Eritrosit     : neg
  2. Leukosit    : neg
  3. Epitel        : neg
  4. Parait        : ditemukan telur Ancylostoma dodenale, ditemukan larva rabtitiform dan filariformAncylostoma dodenale
  • Hasil dokumentasi
  1. Telur Ancylostoma duodenale


 2 Larva rabditiform dan filariform Ancylostoma dodenale
VII) PEMBAHASAN
          Dari hasil yang praktikum didapat telur Ancylostoma duodenale dengan ciri-ciri :

    • Berbentuk oval
    • Panjang ± 60 μm dan lebar ± 40 μm
    • Dinding 1 lapis tipis dan transparan
    • Isi telur tergantung pembelahan:
      • Tipe A : berisi pembelahan 1-4 sel
      • Tipe B : berisi pembelahan >4 sel
      • Tipe C : berisi larva
         Dan ditemukan pula Larva rhabditiform dan filariform dari species Ancylostoma duodenale yang memiliki ciri-ciri:

  • Larva  rhabditiform


    • Ukuran panjang  ± 250 μm dan lebar ± 17 μm 
    • Cavum bucallis panjang dan terbuka karena merupakan fase makan
    • Esophagus 1/3 dari panjang tubuhnya
    • Mempunyai 2 bulbus esophagus
    • Ujung Posterior runcing
  • Larva filariform
    • Ukuran panjang ± 500 μm 
    • Cavum bucallis tertutup, merupakan fase infektif
    • Esophagus 1/4 dari panjang tubuhnya
    • Tidak memiliki bulbus esophagus
    • Ujung posterior memanjang
        Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode direct. Metode ini dipergunakan untuk pemeriksaan secara cepat dan baik untuk infeksi berat, tetapi untuk infeksi ringan sulit ditemukan, Cara pemeriksaan ini menggunakan eosin 2%. penggunaan eosin 2% dimaksudkan untuk lebih jelas membedakan telur Hookworm dengan kotoran di sekitarnya.

VIII) SIMPULAN
             Dari praktikum yang telah dilakukan didapat telur Ancylostoma duodenale  dan larva rhabditiform, filariform pada pembesaran 40x pada preparat dengan sampel tinja babi.


x